Relation between Preferences Community Land Use with Conservation Village Model Development at Mount Rinjani National Park

Authors

  • Andi Chairil Ichsan Graduate School of Bogor Agricultural University, Department Of Forestry, Mataram University
  • Rinekso Soekmadi Department of Forest Conservation, Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University
  • Soeryo Adiwibowo Department of Community Development Communication, Faculty of Human Ecology, Bogor Agricultural University
  • Cecep Kusmana Department of Silviculture, Faculty of Forestry, Bogor Agricultural University

Keywords:

Conservation village model, Mount Rinjani National Park, characteristics, Preference, community empowerment.

Abstract

One of the efforts to empower communities around conservation areas that are currently and intensively applied throughout Indonesia is that the development of a conservation village model (MDK) including Mount Rinjani National Park (TNGR) area. However, the implementation of the program so far has not succeeded. The purpose of this study is to determine people's preferences in land use and its relation to the implementation of the MDK in TNGR. The results showed that during this time, the implementation of MDK in TNGR has less consideration of communities

References

Manullang S. 1999. Kesepakatan Konservasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi. Jakarta (ID): Departemen Kehutanan dan Perkebunan.

Awang, San Afri. 2003. Politik Kehutanan Masyarakat. Yogyakarta (ID): Kreasi Wacana.

Rustiadi E. 2005. Sumberdaya Bersama, Kerangka Teori Dasar: Isu dan Tantangan Masa Depan di Indonesia. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Perkumpulan Untuk Pembaharuan Hukum Berbasis Masyarakat dan Ekologis, 2012. Outlook Konflik Sumberdaya Alam dan Agraria. Jakarta (ID) : Pusat Database dan Informasi HuMa

Departemen Kehutanan Republik Indonesia.

North, D. (1990), Institutions, Institutional Change and Economic Performance, Cambridge(UK): Cambridge University Press.

Kasper, W. and M. E. Streit. 1998. Institutional Economics, Social Order and Policy. Edward Elgar. Cheltenham,UK. and Northampton, MA. USA.

Departemen Kehutanan Republik Indonesia

Balai Taman Nasional Gunung Rinjani

Mulyana, D. (2006). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu SosialLainnya.Bandung (ID): PT Remaja Rosdakarya.

Bungin B. 2003. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta (ID): Radja GrafindoPersada.

Pakpahan A. 1989. Kerangka analitik untuk penelitian rekayasa sosial: perspektif ekonomi institusi. Dalam Prosiding Patanas: Evolusi Kelembagaan Pedesaaan di Tengah Perkembangan Teknologi. Pusat Penelitian Agro Ekonomi, Bogor: Balitbang Pertanian.

Departemen Kehutanan Republik Indonesia DITPJLWA. Modul Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Pengelola Pemberdayaan Masyarakat Melalui TOT tahun 2009. Jakarta (ID): Dephut.

Sheil D, Liswanti N. 2006. Scoring the importance of tropical forest landscapes with local people: patterns and insights. Environmental Management38(1):126-136.

Schmid AA. 1987. Property, Power and Public Choice. An Introduction into Law and Economics.

Desa Santong. Profil Desa Santong 2014. Lombok Utara (ID), 2014

Desa Pesangrahan. Profil Desa Pesangrahan 2015. Lombok Timur (ID); 2015

Mahmud A, Satria A, Kinseng RA. 2015. Analisis Sejarah dan Pendekatan Sentralisasi dalam Pengelolaan Taman Nasional Bali Barat. JAKK.12(2): 159

Kelompok Tani Maju Lestari.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No 76 Tahun 2015 tentang Kriteria Zona Pengelolaan Taman Nasional dan Cagar Alam, Suaka Margasatwa, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam. Jakarta (ID): KLHK

Sahyuti. 2004. Model Kelembagaan Penunjang Pengembangan Pertanian di Lahan Lebak [Makalah] Workshop Nasional Pengembangan Lahan Rawa Lebak, Balittra tanggal 11-12 Oktober 2004 di Banjarbaru dan Kandangan, Kalimantan Selatan (ID).

Junaedi, E., & Maryani, R. (2013). Pengaruh dinamika spasial sosial ekonomi pada suatu lanskap Daerah Aliran Sungai (DAS) terhadap keberadaan lanskap hutan (studi kasus pada DAS Citanduy Hulu dan DAS Ciseel, Jawa Barat). Jurnal Penelitian Sosial Ekonomi Kehutanan 10 (2) : 122-139. Puslitbang Sosial Ekonomi dan Kebijakan Kehutanan. Bogor (ID).

Kartodihardjo, H. (2013). Tantangan penggunaan interdisiplin dalam pengelolaan hutan: anjuran koalisi ilmu-ilmu manajemen hutan, ekonomi dan institusi. Jurnal Mana- jemen Hutan Tropika, XIX (3) : 216-218. Departemen Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor (ID).

Adiprasetyo, T., Eriyanto, Noor, E. & Sofyan F. (2009). Sikap masyarakat lokal terhadap konservasi taman nasional sebagai pendukung keputusan dalam pengelolaan Taman Nasional Kerinci Seblat.Jurnal Bumi Lestari 9 (2) : 173-186. Universitas Udayana. Bali (ID).

Yelin A., Dodik Ridho N., Darusman D., Leti Sundawati. (2015). Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Di Sekitar Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Jurnal Penelitian hutan dan Konservasi Alam. Vol. 12 No. 2, Agustus 2015 : 105-118. Bogor (ID).

Marwa, J., Purnomo, H., & Nurrochmat, D.R. (2010). Managing the last frontier of Indonesian Forest in Papua. AKECOP Korea and IPB. Bogor.

Kadir, A., Awang, S.A., Purwanto, R.H., & Poedjirahajoe, E. (2012). Analisis kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar Taman Nasional Batimurung Bulusaraung, Provinsi Sulawesi Selatan. Jurnal Manusia Dan Lingkungan 19 (1) : 1-11. Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Mackay, R. and D. Horton. 1998. Assessment of the organizational impacts of the PM&E project: Assessment and methods. Paper presented at the assessment of organizational impacts of ISNAR

Downloads

Published

2017-01-20

How to Cite

Ichsan, A. C., Soekmadi, R., Adiwibowo, S., & Kusmana, C. (2017). Relation between Preferences Community Land Use with Conservation Village Model Development at Mount Rinjani National Park. International Journal of Sciences: Basic and Applied Research (IJSBAR), 31(1), 375–388. Retrieved from https://www.gssrr.org/index.php/JournalOfBasicAndApplied/article/view/6762

Issue

Section

Articles